MAKALAH SOSIOLOGI
|
FAKTOR PENDORONG, PENGHAMBAT, CARA MELAKUKAN serta
SALURAN MOBILITAS SOSIAL
|
Oleh kelompok 5
|
Ketua kelompok :
ð RULLY FEBRIANSYAH
Anggota kelompok :
1.
LAILA FUJIYANDINI
2.
LALE HANA RAHMANIA
3.
MOH. AMIN AZIS
|
Jum’at, 19 Oktober 2012
|
A. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
Situasi
pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor berikut.
a. Faktor Struktural
Faktor
struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus
diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Yang termasuk dalam cakupan faktor
struktural antara lain:
1)
Struktur Pekerjaan
Di
setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus
diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Biasanya ini terkait dengan
kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
2)
Perbedaan Fertilitas
Setiap
masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses
mobilitas sosial yang akan berlangsung.
3)
Ekonomi Ganda
Suatu
negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern).
Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi
maupun yang rendah.
b. Faktor Individu
Faktor
individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun
yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
1)
Perbedaan Kemampuan
2)
Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3)
Faktor Kemujuran
c. status sosial
setiap
manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena
ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya
sendiri. apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan orang tuanya,
ia dapat mencari sendiri lapisan sosial yang lebih tinggi dengan melihat
kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya terjadi dalam masyarakat
yang memiliki struktur sosial yang luwes.
d. keadaan ekonomi
keadaan
ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial sosial. orang yang hidup
dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian mereka yang tidak mau
menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah lain atau ke kota
besar. secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
e. situasi politik
situasi
politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam
sebuah negara. keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang
lebih aman.
f. kependudukan (demografi)
faktor
kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. pertambahan
jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan
kemiskinan semakin merajalela. keadaan demikian mendorong sebagian warga
masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
g. keinginan melihat daerah
lain
adanya
keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
B.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
1) Kebudayaan
Kebudayaan
dalam suatu masyarakat mampu menjadi penghambat terjadinya mobilitas sosial.
Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang bersifat tradisional. Lain
halnya dengan masyarakat modern. Dalam masyarakat modern justru memberikan
peluang terjadinya mobilitas sosial sebagai akibat kemajuan teknologi,
komunikasi, dan transportasi.
2) Lingkungan Asal
Keterbukaan
lingkungan asal akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Namun sebaliknya,
apabila di lingkungan asal bersifat tertutup maka akan memperlambat mobilitas
sosial.
3) Tradisi
Dalam
suatu masyarakat tentunya memiliki tradisi masingmasing. Di mana tradisi ini digunakan
sebagai patokanpatokan atau pedoman dalam bertingkah laku. Jika dalam tradisi
masyarakat masih menganut paham-paham kolot besar kemungkinan mobilitas tidak
terjadi.
4) Ekonomi
Dalam hal
ini keadaan ekonomi yang serbakekurangan akan sulit untuk mengikuti dan
menyesuaikan dengan kedudukan yang dimasukinya.
C.
CARA MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL
Secara
umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :
1. Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang
pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan
pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya
di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar
hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti
ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2. Perkawinan
Contoh: Seseorang
wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki
dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat
menaikan status si wanita tersebut.
4.
Perubahan tempat
tinggal
Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal
yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis,
seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
5. Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan
status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang
diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian,
ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri
dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas
atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan
kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
Dalam suatu
masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke
atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial
yang lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan
"kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas
pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru
seperti "Raden"
D. SALURAN MOBILITAS SOSIAL
1. Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal
ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang
prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat
rendah.
2. Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga-lembaga
keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam
perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.
3. Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal
ke atas, bahkan dianggap sebagai social
elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke
kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang
untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Contoh: Seorang anak
dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki
pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil
menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status
sosialnya.
4. Organisasi politik
Seperti angkatan
bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan
berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status
sosialnya meningkat.
5. Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain)
dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya,
maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya
bertambah. Karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan
karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat
meningkat.
6. Organisasi keahlian
Orang yang memiliki
keahlian dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti
statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada anggota biasa lainnya.
7. Perkawinan
Sebuah perkawinan
dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang
memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
0 komentar:
Posting Komentar