Kamis, 18 Oktober 2012

Makalah Kelompok 5




MAKALAH SOSIOLOGI
FAKTOR PENDORONG, PENGHAMBAT, CARA MELAKUKAN serta SALURAN MOBILITAS SOSIAL

Oleh kelompok 5
Ketua kelompok :
ð RULLY FEBRIANSYAH
Anggota kelompok :
1.     LAILA FUJIYANDINI
2.     LALE HANA RAHMANIA
3.     MOH. AMIN AZIS

Jum’at, 19 Oktober 2012


A. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL

Situasi pendorong mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa faktor berikut.
a. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Yang termasuk dalam cakupan faktor struktural antara lain:
1) Struktur Pekerjaan
Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Biasanya ini terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut.
2) Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial yang akan berlangsung.
3) Ekonomi Ganda
Suatu negara mungkin saja menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern). Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun yang rendah.
b. Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut.
1)  Perbedaan Kemampuan
2)  Orientasi Sikap terhadap Mobilitas
3)  Faktor Kemujuran
c. status sosial
setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan orang tuanya, ia dapat mencari sendiri lapisan sosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang di tempuh dan hal ini hanya terjadi dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial yang luwes.
d. keadaan ekonomi
keadaan ekonomi dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial sosial. orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, kemudian mereka yang tidak mau menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah lain atau ke kota besar. secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas.
e. situasi politik
situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
f. kependudukan (demografi)
faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. pertambahan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan kemiskinan semakin merajalela. keadaan demikian mendorong sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman yang lain.
g. keinginan melihat daerah lain
adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
B. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
1) Kebudayaan
Kebudayaan dalam suatu masyarakat mampu menjadi penghambat terjadinya mobilitas sosial. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang bersifat tradisional. Lain halnya dengan masyarakat modern. Dalam masyarakat modern justru memberikan peluang terjadinya mobilitas sosial sebagai akibat kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi.


2) Lingkungan Asal
Keterbukaan lingkungan asal akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Namun sebaliknya, apabila di lingkungan asal bersifat tertutup maka akan memperlambat mobilitas sosial.
3) Tradisi
Dalam suatu masyarakat tentunya memiliki tradisi masingmasing. Di mana tradisi ini digunakan sebagai patokanpatokan atau pedoman dalam bertingkah laku. Jika dalam tradisi masyarakat masih menganut paham-paham kolot besar kemungkinan mobilitas tidak terjadi.
4) Ekonomi
Dalam hal ini keadaan ekonomi yang serbakekurangan akan sulit untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan kedudukan yang dimasukinya.
C. CARA MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
1. Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2. Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.

4.   Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
5. Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
6. Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
D. SALURAN MOBILITAS SOSIAL
 1. Angkatan Bersenjata
  Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.
  2. Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.
3. Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
4.  Organisasi politik
Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
5.  Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.
 6.  Organisasi keahlian
Orang yang memiliki keahlian dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada anggota biasa lainnya.
7.  Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.


0 komentar:

Posting Komentar